Sexy Red Lips

Selasa, 31 Desember 2024

Bab : 9 Nakal (21+)

Suara dering panggilan masuk mengalun kencang terus memecah kesunyian kamar Apartemen ku. Tercantum jelas dilayar ponselku bahwa ka Angel yang menghubungiku sedari tadi. sengaja tak ku jawab panggilannya, lihat saja sudah delapan belas kali panggilan tak terjawab, dan ini panggilan yang ke sembilan belas kalinya, Astaga manusia macam apa sih dia! padahal sengaja tidak ku angkat teleponnya, harusnya dia tau aku tak mau di ganggu, gerutuku sambil terus mengabaikan panggilan teleponnya.

"hei manusia nyebelin, agkat gak teleponnya 

aku didepan pintu apartemenmu

hei adik durhaka, aku tau kau didalam, suara teleponmu menggema keluar tauk

waah benar benar ngeselin, jangan sampai kudobrak bareng petugas apartemen sini ya" isi chat whatsapp beruntun dari ka Angel masih belum menyerah.

Sambil malas aku berjalan menuju pintu, klik dan dengan sangat terpaksa kubuka pintu depan.

plak!!

tanpa basa basi bahkan dengan ringan ka Angel melancarkan serangan tangannya yang langsung memukul kepalaku begitu pintu terbuka.

"aww sakiiit" teriakku sambil melotot kaget dan kesal ke arah ka Angel, ku usap sakit yang menjalar dikepalaku akibat tangan wanita barbar yang ada dihadapanku ini, bahkan tanpa rasa bersalah padaku wanita barbar ini melanjutkan kesalnya dengan ocehannya.

"dasar adik durhaka! keterlaluan! aku sudah menunggu tiga puluh menit didepan pintu apartemenmu masih juga tak kau gubris teleponku" omelnya panjang sambil berjalan masuk ke dalam dengan langkah cepat penuh emosi. Sampai diruang tengah depan TV ka Angel langsung berkacak pinggang menunggu sosokku yang masih berjalan malas mendekatinya.

"apa yang kau lakukan siang tadi di toko Jakpus hah?" tanyanya kesal, matanya melotot dan mengangkat sedikit rahangnya seolah mengungguli posisinya. ah rupanya secepat ini kabar tentang diriku menyebar, tak kusangka rencanaku berjalan lancar fikirku, sambil ku simpulkan smirk licik di sudut bibirku.

"siapa yang bilang?" tanyaku santai seolah tidak terjadi apa-apa sambil duduk disofa panjang samping ka Angel berdiri.

"lagi ditanya, malah nanya balik!"

"hadeuh... tentu saja aku kunjungan lah, mau ngecek toko yang bakal ku handle nanti" jelasku masih tidak bersalah sambil merebahkan tubuhku di sofa.

"kau fikir aku tidak tahu kau datang marah-marah sama anak toko disana kan?!" omelnya lagi sambil melayangkan pukulan di ketubuhku berkali-kali tak kenal ampun sekalipun aku teriak kesakitan "apa coba maksudmu seperti itu hah?!" ucapnya yang masih memukuli tubuhku sekenanya dimanapun itu. 

"aw sakiiit!!" teriakku dan menjauh darinya "siapa suruh mereka gak ngenalin aku, ya aku kesal lah, aku datang tapi tidak ada yang menyambut" jelasku sambil mengusap bagian tubuhku yang sakit akibat pukulan wanita barbar ini.

"mereka tidak bersalah, itu kesalahanku karena memang belum mengumumkan data tentang mu"

ucapnya sedikit melunak dan menjatuhkan pantatnya duduk disofa panjang tempatku tadi tiduran.

"aku kan anak dari bos besar mereka, harusnya semua karyawan kenal aku dong!" ucapku yang masih membela diri sambil duduk di sofa yang berhadapan dengan wanita bar bar itu.

"mana ada yang kenal kamu, kamu aja gak pernah menginjakkan kaki kekantor, bagaimana orang bisa tahu kau anak papah" omelnya dengan jari telunjukknya yang mengarah ke wajahku" apalagi anak-anak toko mana ada yang kenal kamu, artis terkenal aja mereka gak tahu" sambung pembelaan ka Angel terhadap para karyawannya.

"ya ya ya, aku yang salah, maaf sudah marah-marah ke mereka" ucapku beranjak dari tempat duduk sambil jalan menuju kamarku "padahal cuma mau menguji aja pelayanan toko mereka" sambungku.

"minta maaflah ke Lita dan karyawan disana" teriaknya mengikuti langkahku menuju kamar.

"hah! mana mungkin ku lakukan itu!" sanggahku "gak akan kulakukan" bagaimana mungkin image yang sudah kubangun kurutuhkan dalam sekejap bukan?!

"hei Lita itu karyawan terbaikku, sekaligus sahabatku pokoknya aku gak mau tau, kamu wajib minta maaf ke mereka semua" paksanya sekali lagi.

ku lemparkan tubuhku ke atas kasur "aku gak akan minta maaf titik, lagi pula gak perlu repot, batalkan saja tugasku yang harus bekerja dikantor, itu jalan yang lebih baik" tak kusangka rencanaku agar tidak harus bekerja malah berjalan semulus ini.

"oke kalau kamu gak mau minta maaf, betul juga kamu tidak perlu repot bekerja mondar mandir kekantor dan ke toko" ucapnya sambil bersandar santai di pintu kamarku.

"betul kan, lebih baik tidak ada aku diperusahaan kan, aku terlalu arogan kalau jadi atasan mereka" provokasiku agar rencanaku berhasil 100%.

"iyap oke kalau begitu, kau tidak akan jadi bos mereka, tapi kau juga akan bekerja jadi staff seperti mereka, kurasa itu pilihan tepat agar kau tidak arogan lagi"

Aku langsung bangkit berdiri dari kasurku Saking kagetnya dengan ucapannya "what?! no! gak masuk di akal!" protes ku.

"kalau begitu minta maaf segera, aku akan batalkan penurunan jabatanmu" ancamnya sambil berlalu pergi.

Ah sial! mana mungkin Aku, yang seorang anak konglomerat, harus repot- repot bekerja melayani orang lain, gak masuk akal!

rencanaku gagal total.

*******

Jalan padat merayap sepanjang kota Jakarta, macet dimana-mana tidak bisa dihindari apalagi dijam sibuk para pekerja yang sedang dalam perjalanan pulang kerumah seperti sekarang ini.

Indah yang kegirangan diantar Leo pulang naik motor, bisa dengan bebas memeluk tubuh tegap Leo dari belakang, digesek-gesekkan buah dadanya terus ke punggung Laki-laki yang berotot itu, sengaja menggoda, memprovokasi sitampan sepanjang perjalannya.

Tangan nakal wanita yang sedang horny itu terus sengaja merayap dan mengelus-ngelus area selangkangan Laki-laki yang sedang fokus mengendarai motor, Membuat batang milik Leo ON sejadi-jadinya.

"aahh ndah, celanaku jadi sempit nih" desah Laki-laki yang sedang merasakan sentuhan diselangkangan celananya.

"sempit ya sayang, soalnya si dede yang dibawah sini berubah wujud jadi tengang dan keras banget, tangan aku sampe disundul-sundul" sambung wanita horny itu, sambil meremas batang yang sedang diincarnya dari tadi dari luar celana.

"tangan kamu dan dada kamu nakal banget bikin batangku tegang terus dari tadi" kata Leo dengan suara yang sedikit berat karena menahan gairah nafsu dalam dirinya. Indah semakin kesenangan mendengar ucapan Leo, karena pasti Laki laki idamannya itu sangat mengiginkan tubuhnya ini.

"makanya sayang, kita kemana dulu gitu, lubang milikku sangat ingin dicoblos batang kamu, tadi kan dikantor gak bisa" goda indah memprovokasi, ucapannya semakin santai ketika mereka hanya berdua saja, sambil menekan kuat-kuat buah dadanya dipunggung Leo.

Sampai membuat Fikiran Laki-laki itu tidak fokus lagi mengendarai motornya, fantasi liarnya muncul menghiasi fikirannya. Leo langsung menepikan motornya dipinggir jalan.

Tak disangka tepat di ujung jalan matanya melihat rumah karaoke "ndah, mampir kesana mau gak?" tanya Leo sambil menunjuk ke arah tempat karaoke itu.

"disana? emang bisa?!" tanya indah ragu.

"bisa aja sih, dulu pernah kesana ngerayain ultah temen, ada ruangan VVIP yang ketutup full, jadi privat banget" jelas Leo

"oh ya?! aku si mau aja klo menurut kamu oke, sekalian aku mao nyoba nyanyi sambil di goyang kamu" ucap Indah manja diselingi tawa kecil.

Akhirnya dua orang yang sedang dibalut nafsu yang tertahan itu sampai di tempat yang menjadi tujuan mesum mereka. Si lelaki tampan langsung memesan room VVIP sesuai rencananya.

"berapa jam pak?" tanya kasir cantik yang sekarang berdiri dihadapan Leo.

"dua jam saja mbak" balas Leo sedikit kikuk, sambil memberikan KTP untuk memesan Room atas namanya

"dua jam aja pak?

kami sedang ada promo sewa room 3 jam free 1 jam tiket promo untuk kunjungan berikutnya" jelas kasir menawarkan.

"dua jam aja mbak, Istri saya cuma mao iseng nyanyi doang, test vocal" canda Leo mengusir kegugupannya.

"oh oke kalau begitu, diantar teman saya ya pak menuju room" sambung kasir, sambil menunjuk staff yang akan mengantar kedua insan yang sedang bergairah itu.

Leo dan Indah pun mengikuti arahan si kasir cantik, dan berjalan mengikuti arahan staff yang tadi ditunjuk untuk mengantar mereka. Staff itu membawa wanita dan laki-laki itu masuk kedalam ruang room pesanan mereka, menjelaskan hal-hal yang diperlukan, kemudian staff itu pergi meninggalkan mereka.

Tinggal lah dua orang yang sedang menahan horny sedari tadi di dalam ruang kedap suara, yang sudah tidak sabar untuk bercinta. Disetelnya musik secara acak oleh Leo dengan keras.

Leo yang sedari tadi menahan gejolak nafsu birahinya langsung melumat habis bibir Indah yang selalu memprovokasi dan menggodanya itu. Suara desahan mereka lepas keluar tanpa ditahan, karena tetap suara musik penyanyi yang mendominasi ruangan, dibanding suara desahan syahwat mereka.

Tangan kekar itu aktif bermain memeluk meremas tubuh si wanita, membuka satu persatu kancing blus yang dipakai Indah yang sedari tadi ingin digauli. Menyembul hampir keluar buah dada besar yang masih ditutupi cup bra memuaskan pandangan Leo, dihisap dan diremasnya gundukan kenyal itu.

Wanita yang bertubuh sintal itu, mendesah, menggeliat keenakan dengan sentuhan tangan dan bibir laki-laki pujaannya. Leo semakin bernafsu mendengar desahan wanita kegemarannya saat ini, ditariknya keatas kedua gundukan kenyal indah hingga menyembul diatas cup bra yang kaitnya masih kencang terikat, membuat Leo semakin bernafsu melihat besarnya dan montoknya dada Indah, disedot dan dilahapnya puting indah yang sudah menegang secara bergantian.

Tangan Indah yang sedari tadi gatal ingin menyentuh batang kekar milik Leo kini berada di selangkangan laki laki hot itu, dibukanya langsung gesper, kancing dan restleting celana Leo sampai akhirnya berhasil digenggamnya batang impiannya itu, dikocok kocok batang kekar itu, sambil dinikmatinya lidah dan tangan Leo yang terus mengobrak abrik buah dada kenyal nya.

Deru nafas mereka yang leluasa dikeluarkan tanpa khawatir ada yang mendengar membuat mereka begitu kenikmatan meresapi syahwat dan birahi mereka berdua.

"sayang, waktu kita gak banyak, aku mau coblos langsung lubang milikmu" ucap Leo sambil mengarahkan tubuh indah ke atas pangkuannya, Indah membelakangi Leo dan langsung mengangkat roknya, ternyata sedari tadi Indah sudah tidak pakai CD karena kejadian dikantor tadi.

Indah yang sudah siap mengangkang mengarahkan lubang birahinya mencari dan memancing batang kekar kesukaannya yang sedari tadi sudah tegap berdiri dibawah kangkangannya. Ditekannya perlahan lubang beceknya kekepala batang kekar itu jleb masuklah batang kekar itu kedalam mulut vagina yang rakus itu.

Indah mengerang keenakan mendesah-desah karena sodokan batang besar itu, pantatnya bergerak naik turun mengocok penis yang sedang berada dalam vaginanya, gerakannya persis orang yang sedang squat, tangannya memegang meja yang ada dihadapannya, posisinya sedikit menungging, pantatnya dengan gila bergerak mengocok batang besar itu.

Leo yang tak kalah bernafsunya langsung menarik tubuh indah agar bersandar ditubuhnya, diremasnya buah dada indah, dipeluk erat-erat indah, kemudian dikocok cepat dan kuat batangnya didalam lubang milik Indah.

Indah tak dapat menahan orgasme pertamanya, kepala indah mendongak keatas dan tubuhnya mengejang kebelakang menyender kuat didada kekar Leo, tangan kirinya langsung melingkar dileher Leo "oowwhhh aaaahhh aahhh aaahkkhhuu kheluaarrh" erangnya kuat mencapai orgasmenya sekujur tubuhnya bergetar tidak karuan.

Leo khawatir cairan gairahnya menetes diatas sofa, langsung diangkatnya indah untuk berdiri, membawa indah menuju toilet yang ada didalam roomnya, dengan batangnya yang masih tertanam didalam lubang milik indah.

Tumpahlah cairan birahi indah dilantai toilet ketika batang kekar laki-laki itu ditarik dari lubang basah itu "sayang kulanjut lagi ya?" tanya Leo mendesah ditelinga indah

"iya, aku mau lebih, lakukanlah yang kencang" ucap Indah mengizinkan, dengan suara nafas yang masih tersenggal-senggal. setelah mendengar jawaban indah dilumatnya langsung bibir Indah sambil berjalan keluar toilet bibir mereka terus saling berpagutan.

Indah duduk dipangkuan Leo lagi, tapi kali ini tubuhnya saling berhadapan, langsung dimasukkannya kembali penis Leo kedalam lubang Indah yang sudah basah, pantatnya dengan gesit naik turun memompa batang leo. Leo asik melumat bibir indah mengeluar masukkan lidahnya kedalam mulut indah. 

"emnh aahhh ahh emnh" desah mereka berdua keenakan, pinggul Leo semakin kencang memompa indah, lidahnya melumat dada indah, digigit gigit puting dan daging padatnya, membuat indah merasa ingin orgasme lagi, Leo yang sadar dengan gelagat indah langsung merebahkan indah di sofa dilahapnya langsung vagina Indah yang sedang memuntahkan lahar syahwatnya, dihisap dan disedot habis Leo agar tidak menetes mengotori sofa.

Belum sampai indah mengatur nafasnya kembali untuk meraih kesadarannya, Leo sudah menancapkan penisnya lagi kedalam vaginanya. Dikocoknya sekuat tenaga oleh Leo, sampai akhirnya Leo mendapat klimaksnya "owhh aahhh" teriaknya kenikmatan, ditariknya tisu yang ada diatas meja sebanyak banyaknya untuk membersihkan vagina Indah dari cairan spermanya. Dimasukkannya tisu yang berlumur cairan hasratnya kedalam tas Indah, untuk menghilangkan jejak perbuatan mereka.

Mereka segera membenahi diri, bersiap keluar meninggalkan tempat karaoke itu. Leo terus mengendarai motornya mengantar Indah pulang kerumahnya seperti kemarin.





Senin, 30 Desember 2024

Bab : 8 Pelampiasan (21+)

Suara dentuman musik mengalun keras menyelimuti seluruh ruang club malam yang berada di daerah Jakarta Selatan, penuh sesak tumpukan orang yang sedang menari keasikan menikmati keahlian tangan DJ yang menyuguhkan karya seninya menyapa hati hati yang sedang mencari penghiburan malam.

Terlihat sosok Alex tengah asik menggoyang-goyangkan sedikit kepalanya menikmati bit musik sambil duduk di depan meja bar juga menikmati segelas minuman yang siap memabukkannya kapan saja.

"bro! ayo ketengah...jangan disini aja.... lu bilang mao bawa cewek pulang malem ini!" teriak seorang lelaki bermata sipit kulit putih dan berambut pirang karena cat rambut merangkul Alex yang masih duduk dikursi bar, dia adalah Ronald sahabat Alex.

Ada alasan kuat Alex yang kini berada di club malam, Fikirannya yang terlalu penat belakangan ini, karena tekanan orang tuanya yang memaksa Alex untuk bekerja demi kelanjutan hidupnya, membuat Alex muak hingga berontak mencari penghiburan, alhasil diterimalah ajakan Ronald yang memang sudah jadi rutinitas malamnya ketempat berisik yang membuat kecanduan ini. 

Fikirannya terus dipenuhi wajah wanita yang tadi siang ia temui, sosok yang harus mendapat maaf darinya untuk menghindari ancaman kakanya dari posisinya "bagaimana mungkin gue harus jadi bawahannya tu perempuan, jadi area manager aja tetep gak masuk akal buat gue yang harusnya menggantikan posisi si tua bangka it" batin Alex berkali kali dalam hati dan fikirannya. 

Kekesalannya yang sudah mencapai ubun-ubun, membuatnya berharap bisa mendapat pelampiasan malam ini, entah minuman yang akan membuatnya teler atau wanita malam yang akan memuaskan hasratnya.

"santai bro, disini juga bakal dapet, tuh liat cewek didepan, dari tadi liatin gue mulu, sambil goyang erotis depan gue" tunjuk Alex dengan dagunya kearah wanita yang sedari tadi menggodanya dengan gerakan sensual.

"anjiir, body goal bro! fuck man! dadanya mantul betul minta disentuh tuh bro" teriak Ronald dengan mata membulat menikmati pemandangan tubuh sexy wanita yang ditunjuk Alex "gaspol jangan dikasih kendor bro! samperin cepet!" paksa Ronald sambil menepuk punggung Alex.

"bukan gue yang ngejar cewek, selow! dikit lagi juga dia kesini ngerayu gue" ucap Alex percaya diri, Yah memang bener sih, wanita mana yang bisa menolak ketampanan Alex, semua wanita yang melihatnya pasti bakal minta dipacarin langsung. Wajah dan tubuhnya setara model-model Top international. Mata coklatnya yang terkadang terlihat seperti abu-abu tersaji indah melengkapi kerupawanan wajahnya, semua itu tak luput karena kakek dan neneknya yang berdarah jerman.

Jefry Hermey (Papah Alex) adalah laki-laki paruh baya yang tampan karena memiliki darah campuran Indonesia-Jerman, meski usianya 55th tapi tubuh dan wajahnya mempesona layaknya usia 35th. Sarah Hermey (almarhum ibu Alex) sama-sama belasteran Jerman-Indonesia, tak dipungkiri wajah Alex pun menjadi setampan itu.

Wanita yang menjadi buruan Alex dan Ronald menyadari kalau dirinya menjadi bahan perbincangan pun mulai berjalan mendekati mereka berdua "hai! aku Nina!" wanita bertubuh sintal itu pun tanpa basa-basi langsung mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

"waw waw to the point banget say!" sambung ronald terkejut dengan mata yang semakin membulat dan tertawa senang, langsung diraihnya tangan Nina yang sudah terulur tadi "Gue Ronald, and...ini temen gue, Alex" tepuk tangan Ronald yang satunya kepunggung Lelaki yang masih sok jual mahal dengan smirk puasnya karena ucapannya yang tadi benar.

"boleh gabung?" pinta Nina yang semakin percaya diri, karena kehadirannya disambut para lelaki rupawan ini. Jelas saja Nina sangat percaya diri, selain wajahnya yang manis tubuhnya yang mempesona adalah senjata terampuh untuk menggoda kaum Adam.

"sangat boleh cantik!" teriak Ronald lagi menimpali "nih temenin si Alex!dia lagi gelisah galau merana dari tadi, kali aja senyuman Nina cantik bisa bikin dia happy" goda Ronald sambil telunjuknya menyentuh dagu wanita yang sexy itu. 

Alex yang masih sok jual mahal merasa muak dengan prilaku temannya yang selalu murahan didepan wanita "udah deh lu mending pergi dari sini!" sambung Alex sambil mendorong Ronald agar segera pergi meninggalkan mereka berdua.

"selow bro! gak usah lu suruh, gue juga mao pergi sendiri, noh gacoan gue udah nungguin dari tadi" teriak Ronald sedikit kesal karena didorong, tanpa fikir panjang Ronald langsung berlalu pergi, membaur lagi ditengah tumpukan orang yang sedang menari.

Nina tertawa karena merasa lucu dengan prilaku Ronald "teman kamu konyol ya!" ucap Nina masih tertawa sedikit mengawali pembicaraan, Nina tahu kalau Alex bukan lelaki yang yang akan mulai duluan, berbeda dengan Ronald yang lebih supel, Alex terlalu angkuh dan sombong tapi tampan itulah yang membuat Nina penasaran dengan Alex. Padahal biasanya kaum Adam lah yang akan menggoda dan mengepungnya karena tidak tahan melihat dadanya yang kencang dan montok, berbeda dengan Alex yang sedikitpun tidak bergerak dari kursinya untuk mendekatinya.

"jangan dengerin, dia orang gila!" ketus Alex

"tapi sepertinya bener deh ucapan temen kamu itu" timpal Nina sambil mendekatkan tubuhnya dan mendaratkan tangan lembutnya kepunggung Alex, berusaha menggoda Alex dengan sentuhan erotis tangannya yang merayap turun hingga ke bagian atas tangan Alex, dan mengelus lembut tangan Alex yang masih memegang gelas miras.

Alex sadar betul wanita bertubuh sintal ini sedang menggodanya dan sangat menginginkan dirinya. Langsung digenggamnya tangan wanita itu, dicium nya tangan yang memprovokasinya tadi " tanganmu nakal juga ya, sengaja "memancing singa yang lagi kelaparan ini" ucap Alex dengan smirk angkuh namun menggoda.

"sepertinya singa ini benar benar kelaparan, langsung melahap tanganku begitu saja" goda Nina lagi dengan senyum manis tak kalah menggoda.

Langsung saja Alex tarik tangan Nina yang masih ada digenggamannya, tubuh Nina yang masih berdiri jatuh kepelukan Alex yang masih duduk dikursi bar, tanpa fikir panjang langsung diciumnya bibir wanita yang sudah menggodanya terang-terangan itu, ciumannya semakin bergairah diiringi musik yang memecah telinga.

Alex telah menemukan wanita yang bisa dijadikan pelampiasan perasaannya saat ini. Fikirannya yang dipenuhi konflik keluarga dan dipenuhi wajah wanita yang terus mengusiknya belum lama ini, membuatnya semakin bergairah melampiaskannya pada Nina.

Dilepasnya ciuman itu, buru-buru Alex langsung menarik tangan Nina berjalan keluar dari club malam, pergi meninggalkan Ronald yang masih asik menari disana tanpa pamit. Mobil Alex melaju cepat semakin jauh dari club menuju Apartemennya bersama Nina yang kini ada disampingnya.

"pelan-pelan aja sayang nyetirnya, aku takut" ucap Nina sedikit panik "mau kemana sih kita buru-buru gini?" ucapnya lagi sambil sesekali memandang wajah Alex dan sesekali memandang jalan didepan. Alex diam tak menggubris pertanyaan Nina, tetap fokus melajukan mobilnya dengan cepat.

"sumpah deh aku bener-bener takut nih, pelanin dikit mobilnya" panik Nina lagi, mencengkram bahu Alex berharap Alex mengurangi kecepatan laju mobilnya

"tenang sayang, ini udah pelan kok" balas Alex mengurangi sedikit kecepatan mobilnya, karena sedikit lagi hampir sampai masuk ke dalam parkir apartemennya.

"ini kita mau kemana deh?" tanya Nina lagi bingung karena masuk ke dalam gedung yang bahkan belum pernah ia masuki.

"ke tempat aku, melanjutkan hal yang kamu mulai tadi" jawab Alex dengan smirk nakalnya. Nina tersipu malu mendengar kata-kata Alex.

Tidak bisa dipungkiri, Nina begitu mengingini lelaki tampan yang sedari awal menjadi fokusnya ketika baru masuk club, dan betapa penuh kemenangannya saat lelaki yang digilainya itu mencumbunya didepan umum dan didepan para wanita lain yang terpesona dengan Alex juga.

Sesampainya diApartemen Alex langsung mendorong kasar Nina terlentang kekasurnya. Wanita yang sudah menggodanya yang membangkitkan hasratnya menjadikannya pelampiasan sempurna malam ini tanpa paksaan "wanita ini yang terlalu murahan jadi bukan salah gue" fikir Alex sambil menindih Nina. 

Dilumatnya lagi bibir Nina, namun kali ini sedikit kasar dari pada diclub tadi "hei santai aja" keluh Nina melepas ciuman Alex, lagi-lagi lelaki tampan itu tidak menggubris kata-kata wanita yang kini dalam pelukannya. Dilumatnya lagi bibir yang sedari tadi melenguh itu agar diam mengikuti alur mainnya. 

Tangan Alex langsung meremas dua gundukan montok yang sedari tadi memprovokasi imajinasi liarnya, karena dress yang dipakai Nina super slimfit ditubuh wanita bertubuh sintal itu hingga lekuk tubuhnya terpampang jelas dimata setiap orang yang melihatnya.

Nina yang awalnya agak risih dengan perlakuan laki-laki yang sudah sangat berhasrat itu, lambat laun menikmati alur kasar itu, tak peduli bagaimana cara Alex menjamah dirinya, wanita itu sudah senang bisa merasakan sentuhan lelaki yang telah membangkitkan gairahnya malam ini.

Alex dengan kasar menarik dress nina ke atas hingga lepas dari tubuh Nina, hingga menyisakan bra dan CD ditubuh wanita yang sudah pasrah itu. Bibir Alex langsung melumat buah dada yang hampir menyembul keluar dari cup nya, tangan Alex menggerayangi punggung Nina meraih kait bra dan melepasnya. Langsung di gigit puting yang mencuat ke arah bibirnya setelah Cup bra itu lepas, kini tangan Alex menuju selangkangan wanita yang sudah teramat pasrah itu karena permainan bibir dan tangannya.

Langsung dibukanya CD yang menjadi balutan terakhir pada wanita itu, Nina mendesah tidak karuan, nafasnya memburu keenakan karena merasakan gerakan jari tangan Alex yang sedang keluar masuk di dalam lubang miliknya.

Fikiran Alex terus dibayangi wajah Lita saat sedang merinding kegelian karena bisikan singkatnya membuat imajinasinya tentang istri orang itu semakin kasar dilampiaskannya ke Nina. Langsung saja Alex hantamkan batang miliknya yang sudah tegang karena bayang wajah Lita kelubang milik wanita lain yang kini ada dalam kendalinya.

Erangan Nina makin keras karena permainan Alex yang begitu kasar dan liar membuatnya ingin orgasme "owhh sayang ow aahhh aku mau keluar" desah Nina memburu.

"aahhh aaah aku juga mau keluar, litaaa ooohhh aaahh litaaa" desah Alex mencapai klimaksnya juga nafasnya menderu berat kenikmatan, tubuhnya langsung jatuh terlentang disamping Nina.

"namaku Ni Na, bukan Li ta" protes nina dengan nafas yang masih tersenggal karena orgasmenya "kenapa kamu sebut nama orang lain? siapa Lita itu?" lanjutnya lagi kesal masih terlentang disamping Alex.

Alex langsung bangkit berdiri turun dari kasurnya "bangun dan pakai bajumu" ketus Alex langsung jalan menuju kamar mandi, bahkan ia tidak menjawab pertanyaan wanita yang saat ini telah dijadikan pelampiasannya.

Nina semakin kesal mendengar ucapan Alex, segera bangun juga dari kasur berlari kehadapan Alex menahan langkah Alex menuju kamar mandi.

"hei! aku tanya siapa Lita? bukankan sikapmu ini sangat tidak menghargaiku?!" teriak Nina kesal.

"siapa kamu hah!" bentak Alex ngotot "udah pake baju kamu sana" ucapnya lagi merendahkan suaranya yang sempat tinggi ketika membentak tadi sambil mendorong Nina agar menyingkir "langsung pergi dari sini, dan tulis nomer rekeningmu dikertas, taro diatas meja" sambungnya lagi sebelum menutup pintu kamar mandi.

Nina terdiam mendengar ucapan Alex, kecewa akan perlakuan lelaki tampan yang sempat menjadi kebanggaan pencapaiannya "dasar cowok berengsek, kurang ajar, kamu fikir aku wanita bayaran hah?! semoga kamu akan lebih tersakiti oleh wanita itu, aku bersumpah kamu gak akan pernah bahagia bersama dia!" teriak Nina marah-marah didepan pintu kamar mandi Alex Brak! tak lupa juga wanita itu melayangkan tendangan ke pintu kayu yang sudah tertutup itu. Segera Nina mengenakan pakaiannya lagi dan pergi meninggalkan Alex tanpa mencatat nomer rekeningnya yang sempat dipinta Alex.

"shit!" gumam Alex melayangkan tinju kecil kedinding kamar mandinya "kenapa juga gue teriak namanya, udah gila gue" gerutu batinnya menunduk dibawah kucuran air shower yang mengguyur tubuh berotot nya, sambil meyingkap rambutnya yang ada dikeningnya keatas kepalanya dan menghempaskannya kedepan lagi.

Hatinya pun merasa bersalah pada Nina, tapi mau bagaimana lagi terlalu malas Alex menjelaskan tentang wanita yang menjadi perdebatan singkat itu, dan bukankah terlalu melelahkan menimpali wanita yang sedang mara-marah, percuma saja kata-katanya pun akan tetap salah nanti. Jadi sikap kasar dan ketusnya lah sebagai senjata pamungkas agar dia tidak terlihat lemah didepan wanita.






Bab : 7 SMS (21+)

 klak!

Suara pintu tertutup pelan, Aku yang masih berdiri mematung berusaha mengatur nafasku agar kembali normal. Aku yang saat ini sedang marah namun sedikit berhasrat karena baru saja area sensitifku dijamah orang lain sampai membuat sekujur tubuhku merinding geli.

Tubuhku yang semula kedinginan karena AC tiba-tiba merasa panas tak karuan hingga membuat wajahku merah padam. Entah karena kesal dengan sikap menjengkelkan laki-laki pemarah tanpa alasan tadi atau karena sentuhan nafas laki-laki itu ditelingaku. Hatiku menjadi gusar karena teringat ucapannya yang tidak sabar melihat wajahku, bukankah dia seperti sedang menggodaku?!, halah omong kosong, kenapa juga aku percaya kata-katanya, batinku.

Kuraih ponselku dari dalam kantong blazer ku, ku ketik pesan melalui whatsapp untuk ka Angel manager pemasaran dikantorku. Salah satu anak owner ku, yang pastinya adalah kakak si pemarah tadi.

"kak Angel, kenapa tidak info email tentang manager yang baru?" ketikku bersahabat, ya aku dan Angel memang sudah dekat, karena dia adalah seniorku waktu dikampus dulu. Maka tidak jarang kalau kami sering makan bareng setiap Angel berkunjung ke toko ku.

"ah iya, aku memang belum kirim data manager baru itu ke semua toko, memang kenapa?

eh tunggu, kok kamu bisa tau ada manager area baru?" balas Angel bingung. 

"iya aku tau kak

karena manager barunya abis kunjungan kesini barusan" ketikku lagi. 

"what?! Alex ke tokomu?!" balasnya syok

"yes, and sambil marah-marah enggak jelas" 

"maksudnya?"

"dia datang menjadi customer, dan mencari-cari kesalahan anak toko,

kemudian marah-marah karena aku dan anak-anak toko tidak mengenalnya"

"oh ya?!

dasar anak nakal

biar nanti ku tegur dia"

"iya makasih kak"

"sorry banget ya Lit"

"gapapa kok kak, mending kamu langsung kirim datanya ketoko lain deh, kasian anak toko lain kalau sampai diomel-omelin dia"

"oke oke, aku akan kirim data dirinya ke anak toko lain" ketiknya mengakhiri.

Huft leganya....selesai sudah kegelisahanku, semoga anak toko lain tidak kena omelannya.

*****

Sore yang melelahkan, suara ketikan keyboard komputer disetiap meja mendominasi ruangan, seling bunyi mesin printer yang sesekali mengeluarkan kertas yang selesai di cetak.

Semua orang bekerja serius berusaha secepat mungkin menyelesaikan semua tugas dan urusan kantor.

Tampak dua sejoli yang sedang kasmaran mencuri-curi pandang dari balik komputernya masing-masing, Leo dan Indah. Mereka sibuk memandang satu sama lain, sambil sesekali melemparkan senyum tanda menggoda satu sama lain.

"pak gatel nih" ketik indah menggoda di whatsapp dan mengirimnya ke Leo. 

"apanya yang gatel sayang" balas Leo yang menggoda balik.

"ini loh yang dibalik celana dalem aku" ketiknya lagi, sambil melirik dan senyum manja ke Leo.

"yakin cuma yang dibalik celana dalem yang gatel? balas Leo sambil pura-pura mengetik tombol keyboard komputer.

"puting aku juga nih, gatel banget dari tadi"

"terus gimana dong biar kamu gak gatel lagi?" 

"garukin pake punya kamu yang gede itu"

"haduh punya aku udah siap banget nih dari tadi buat garukin punya kamu"

"gimana dong pak, aku udah gak kuat banget nih, bayangin punya kamu bikin punya aku becek banget"

"hah, jangan becek disitu, nanti bangkunya basah, hehe"

"makanya jilat becekannya biar bersih lagi"

"gimana caranya dong?"

"kehotel kemarin mau lagi gak?"

"apa dong alesannya buat mampir kesana?"

"oh iya ya, aku samperin bapak kesitu ya, bantuin kerjaan bapak"

"jangan, masih ada Adit dan Silvi nanti mereka curiga"

"hoaamh ahh, akhirnya kelaaarrr" seru Adit sambil meregangkan badannya yang kaku karena fokus mengetik untuk menyelesaikan kerjaannya dikomputer. Alhasil membuat Leo dan Indah kaget dan menghentikan Chat mereka satu sama lain.

"pak Leo! saya udah kirim PDF ke email bapak ya, tugas saya udah kelar nih pak, boleh gak saya ngopi dulu diruang OB?" pinta Adit yang masih duduk dibangkunya, tepat berada disamping kanan depan meja Leo. Susunan Meja kantor didivisi Leo membentuk Leter U, meja pusat ujung U adalah meja Leo, 3 meja berjejer disamping kanan, dan 3 meja lagi berjejer disamping kiri, meja indah Tepat berada diseberang meja Adit.

"pak Silvi juga udah kelar nih, boleh gak silvi ngopi dulu bareng Adit" timpal silvi yang masih duduk di bangkunya sebelah meja kerja Adit.

"iya iya boleh, udah sana pada ngupi dulu sekalian langsung pulang juga

gapapa gak usah kesini lagi" balas Leo tanpa fikir panjang, menurutnya ini sebuah kesempatan emas, batinnya.

"serius pak?!" tanya Adit ragu, minta kepastian

"iya serius!"

"yeay asiiik!!" timpal silvi kegirangan dan langsung berbenah tasnya supaya bisa langsung diambil dan cepat pulang ketika selesai ngopi nanti "indah! tugas kamu udah kelar belom? pak Leo bolehin kita ngopi dulu sebelum pulang nih" tanya silvi yang sudah berdiri siap untuk pergi ke ruang OB.

"aku belum kelar, masih lama deh nih kayaknya, kalian duluan aja" ucap Indah bohong, sambil pura-pura sibuk mengetik dikomputer, padahal tugasnya sudah kelar dari tadi, makanya dia bisa kirim chat ke Leo.

"yaudah kalo gitu kita duluan yaa, Pak Leo thanks ya, Ndah kita ngupi dulu ya!" pamit Adit sambil jalan beriringan dengan silvi pergi menuju ruang OB.

Sekarang tinggal Indah dan Leo yang tersisa diruang divisi itu, karena ketiga orang lainnya sedang tugas keluar area mengunjungi kantor cabang yang lain.

Segera Indah berjalan mendekat ke arah Leo, menyentuh punggung belakang Leo, perlahan menunduk dan sekarang sedikit menungging disamping Leo.

Tangan Leo yang langsung menyambut godaan tubuh Indah merayapi belakang paha Indah. Mengelus lembut pahanya dan perlahan jarinya menuju selangkangan Indah.

"pak garuk pak aaahhhh" ucap Indah mendesah karena keenakan dibelai selangkangannya. Bibirnya digigit-gigit sendiri, berusaha menahan sekecil mungkin desahan nafsunya.

Suara Indah yang mendesah membuat tubuh Leo memanas, birahinya memuncak, hingga batang miliknya keras seketika, langsung saja ditariknya celana dalam Indah yang sudah becek karena lendir-lendir pelumas nafsu yang tertahan tadi. Celana dalam itu merayap turun melewati kaki Indah, alhasil lepas sudah dalaman Indah.

Tangan Leo membelai lagi pahanya Indah, merayap hingga ke lubang milik wanita yang sedang horny itu. Dielus-elus clitoris Indah yang sudah mencuat karena hasratnya, Indah mendesah-desah makin keenakan.

Dirasa sudah cukup basah lubang milik Indah, jari Leo melebarkan lubang milik Indah langsung dicoblosnya lubang basah itu dengan dua jarinya. Dikocok perlahan sambil diputar dikorek dan dikocok lagi, Indah semakin horny, matanya merem melek keenakan.

"pak yang cepet" pinta Indah mendesah, Leo langsung nurut, mendorong keluar masuk semakin dalam jari jarinya dan semakin cepat diobok-oboknya lubang milik Indah.

"emnh aaah ndah mhau chrohtt phak, owhmn aaahhh hmnhnm" desah indah tertahan karena mulutnya tertutup tangannya, sengaja agar suara desahnya tidak meluap terdengar, matanya yang tidak bisa membohongi hasratnya berputar ke atas, sampai menyisakan celah warna putihnya saja.

Muncratlah cairan gairah Indah keluar dari lubang miliknya yang berkedut- kedut kenikmatan, pantatnya yang mengejang-ngejang keenakan menyetrum sekujur tubuhnya.

Leo langsung mengelap cairan gairah Indah dengan CD wanita itu yang sedari tadi dipegangnya.

"ndah, sekarang giliran tongkat sakti ku ndah" pinta Leo yang sudah horny berat, sambil mengelus-ngelus batang miliknya yang masih berada didalam celana kerjanya. Indah yang sudah selesai mengatur nafas selepas orgasmenya langsung jongkok merangkak masuk kedalam kolong meja, kini Indah sudah tidak bisa terlihat siapa-siapa lagi, tubuhnya sukses tertutup meja Leo.

Gairah Indah yang selama jam kerja, seharian ini selalu berharap bisa secepatnya mengemut batang kekar ini, segera menyambar dan membuka resleting celana kerja Leo, kini berdirilah kokoh tongkat sakti Leo menyembul memaksa keluar dari celana dalamnya sampai menampar pelan pipi Indah saking tegang, besar dan kekarnya tongkat sakti Leo.

Mulut Indah langsung melahap habis batang milik leo, sampai masuk kedalam rongga tenggorokannya, mata indah berputar keatas saking tidak muatnya batang milik Leo didalam mulutnya, dikeluarkannya lagi batang kekar itu, dijilat dan diemutnya lagi, dilumat disedot setiap bagian milik Leo.

Gerakan Indah semakin menggila, sambil melumat batang milik Leo, Indah meremas-remas sendiri buah dadanya dan menarik-narik sendiri puting tegangnya karena posisi tangan Leo tetap diatas tombol keyboard komputer. 

"ooohhh aaahhh enak ndah sedot terus ndaahhh" desah Leo keenakan, sambil matanya mengamati sekitar takut Adit dan silvi mengambil tas untuk pulang. Indah yang semakin horny berharap bisa dicoblos batang milik Leo, akhirnya Indah malah meraba lubang miliknya sendiri dengan jari-jarinya sambil terus mengulum penis Leo membayangkan batang keras itu berada didalam lubang miliknya. Bola matanya berputar-putar ke atas karena merasakan nikmat yang luar biasa, mulutnya terus naik turun memompa batang milik Leo.

"aaahh" desah Leo yang sudah tidak tahan ingin menembakkan amunisi spermanya ke dalam mulut Indah. Ditekannya kepala wanita yang sedang menikmati batang keras miliknya itu menelan semakin dalam penis kekarnya hingga terjepit ke pangkal tenggorokannya.

"oohh aahh" desah orgasme Indah dan Leo berbarengan, mulut indah penuh dengan cairan hasrat Leo yang menyembur keluar, tanpa ragu indah menelan semua sperma Leo itu.

Terdengar berisik langkah kaki mendekat, rupanya Adit dan Silvi sudah selesai minum kopi, karena kedatangan mereka yang mendadak membuat Indah masih terjebak dikolong meja.

"lah si Indah mana pak?" tanya Adit sambil menuju meja kerjanya untuk mengambil tasnya.

"ke toilet" jawab spontan Leo gugup, sambil pura pura sibuk didepan komputernya tanpa menoleh sedikit pun ke Adit.

"yaudah pak, kita berdua balik duluan ya" pamit Adit dan silvi serentak, langsung pergi meninggalkan Leo.

Setelah situasi cukup aman, Indah bergegas keluar dari kolong meja, sambil membenahi penampilannya yang berantakan akibat ulahnya sendiri.

"kita pulang juga yuk pak!" ucap Indah manja sambil menarik tangan Leo. Dan Leo pun mengikuti permintaan Indah.

Seperti biasa Lift penuh sesak para karyawan yang akan pulang, seperti biasa juga Indah berdiri dibelakang Leo berada disudut lift saking penuh sesaknya didalam. Dada Indah yang besar dan empuk itu pun seperti biasa bermain- main dibelakang punggung Leo.





Minggu, 29 Desember 2024

Bab : 6 Istri Orang

Malam semakin larut, suara jam dinding yang tergantung berhadapan didepanku semakin jelas menyanyikan suara detiknya, mengalun menemani malamku yang sendirian. Kutatapi data diri karyawan yang ada dilaptopku yang dikirim dari email ka Angel, lebih tepatnya biodata diri calon karyawan bawahanku.

"dasar anak brengsek! cuma bisa ngabisin uang orang tua, mulai sekarang papah gak akan kasih kamu uang kalau kamu tidak kerja!" yah masih terngiang kata kata papah yang murka padaku 7 hari yang lalu, karena ulahku yang suka berfoya-foya menghabiskan uang dan tidak pernah mau bekerja.

Bukan tanpa alasan aku sangat tidak ingin bekerja, kenapa juga aku harus susah payah bekerja kalau uang orang tuaku saja gak bakal habis 7 turunan. emang dasar tua bangka pelit argh! selama punya istri baru, pengeluaranku dibatasi.

Semakin dibatasi aku semakin ingin menghamburkannya, sampai kugunakan semua kartu kredit ku, alhasil si tua bangka itu murka karena banyak tagihan yang membabi buta harus dilunasi.

Alex, kaka sudah kirim email data manager setiap toko, kamu pilih toko mana yang mau kamu handle, tapi kaka belum kirim data kamu kesemua toko, kapan kamu siap mulai bekerja? kalau sudah siap kabari kaka lagi, supaya kaka bisa kirim data kamu ke mereka semua. tulis ka Angel di whatsapp.

Ah, aku merasa sangat dipaksa melakukan hal ini, bagaimana mungkin aku harus sibuk dan bekerja keras begini untuk menghasilkan uang sendiri, brengsek! batinku, lagi lagi semakin bertambah kebencianku pada ibu tiriku. Pasti dia yang pengaruhi papah untuk mencabut fasilitas kehidupan mewahku.

Ku geser perlahan jendela layar laptopku ku pandangi satu persatu wajah karyawan itu. tidak ada yang menarik, sial! batinku. Apaan nih semua rata rata ibu ibu dan bapak bapak, enggak ada anak muda apa! fikirku yang masih sambil malas melihat data diri mereka.

Sampai akhirnya geseran layar laptopku berhenti pada foto karyawan terakhir, setelah ku amati lumayan cantik juga wajahnya, rambut panjang, mata bulat, hidung mancung, dan bentuk bibir yang sempurna. Umurnya 27 tahun, ah lebih tua 2 tahun dariku. damn it! sudah menikah!.

Bruk!

Ku banting tubuhku kekasur, entah kenapa tersulut kekesalanku setelah melihat data diri wanita itu "baru ada yang menarik, tapi sudah bersuami?!"gerutuku kesal.

Kutatapi langit langit kamarku, kenapa aku kesal? kenal aja belom! fikirku, tapi wajahnya cukup mengusik membuat ku penasaran. Fikiran jahilku muncul, ah tidak ada salahnya ngecek langsung wajah aslinya, siapa tahu itu cuma efek filter kamera makanya difoto data diri itu terlihat cantik.

*****

Alarm ponselku berdering memecah sunyi kamar, Kuraih ponselku yang ada dimeja samping kasur, sambil malas dengan mata sedikit terpejam kumatikan alarm itu.

Ku usap mataku yang masih ngantuk, ah sulit sekali membuat mata ini terjaga. Astaga! aku hampir lupa dengan rencanaku hari ini, aku kan ingin melihat target mangsa baruku, istri orang. Membayangkannya saja langsung membuat mataku tegar sepenuhnya. Hah kenapa juga dia harus istri orang sial!. Bukan style ku merebut istri orang, tapi menjadikan dia batu loncatan untuk bikin muak karyawan terhadapku, memudahkanku untuk segera dipecat papah. Segera aku mandi dan bersiap.

Tepat pukul 1 siang akhirnya aku sampai di salah satu toko cabang yang ada di salah satu mall elite di pusat Jakarta. Ku pantau dari luar keadaan toko itu, tampak lumayan ramai, kemudian aku berjalan masuk layaknya customer lain.

"selamat datang ditoko kami! ada yang bisa saya bantu pak?" sapa ramah salah satu sales wanita yang sedang bertugas, ku amati wajahnya, tapi dia bukanlah wajah yang ingin ku lihat.

Kulewati sales yang tadi menyapaku tanpa kubalas sapaannya, aku sengaja bersikap arogan, sombong dan tidak bersahabat, memang ini tujuan ke dua ku datang ke toko ini. Membuat opini buruk tentang ku, agar mereka menolak keras kahadiranku sebagai manager area mereka. Dan langsung mengadu ke ka Angel.

Kulangkahkan kakiku pelan mengamati toko ini, ku cari sedikit kesalahan yang bisa kuluapkan nanti didepan managernya. Tapi sepertinya dari segi
kebersihan toko ini lulus. yah kalau begitu mari kita coba lihat yang lainnya lagi fikirku, sambil terus mengamati dan mengamati.


"saya mau cari kado untuk wanita usia 20 an, kira-kira apa yang cocok?!" tanyaku dengan nada angkuh.

"sepertinya tas untuk digunakan sehari-hari cocok pak" balasnya "kebetulan kami baru launching model tas terbaru yang bisa digunakan untuk acara formal dan casual" sambungnya sambil mengarahkanku berjalan menuju tas yang dimaksud. Ah apa ini, pelayanannya juga tanpa celah, kurasa harus coba cara lain.

"sepertinya tasnya sudah terlalu banyak, ada pilihan lain selain tas?" tanyaku yang masih ketus dan angkuh tanpa senyum.

"ah kalau begitu, bagaimana dengan sepatu casualnya" sarannya lagi "kami juga baru launching model terbaru" sambungnya lagi, kali ini sales itu langsung membawa model sepatu yang dimaksud.

"ada model yang lain? itu jelek, pasti tidak cocok untuknya" ucapku ketus menguji sales itu agar muak dengan prilakuku.

"oh tentu saja pak, yang ini model best seller toko kami" sambungnya lagi sambil membawakan model sepatu yang lain.

"ah tapi saya tidak tahu ukuran kakinya, coba pilihan barang yang lain" "bagaimana dengan dompet pak?!"

"no... itu terlalu murah"

"jam tangan juga cocok untuk kado pak, dihiasi 3 berlian didalamnya"

"dia tidak suka pakai jam tangan" ketus ku lagi, kali ini sales itu diam sambil berfikir dan menimbang-nimbang pilihannya lagi untuk membantuku mencari kado.

"kenapa kamu diam?! mana lagi barang yang kalian punya?" bentakku ku buat suaraku sekesal mungkin, sales itu dan sales yang lain kaget dan terdiam. Ya aku sengaja meninggikan suaraku, karena sekarang cuma ada aku dan 3 orang sales saja, tanpa ada customer lain.

"oh maaf pak, saya sedang berusaha memikirkan barang yang bisa membuat bapak tertarik" ucapnya gugup, raut wajahnya yang tadinya ramah, berubah datar mungkin karena takut atau terlalu muak dengan tingkahku, tapi ini kesempatanku menyudutkan.

"kamu pasti lagi mikir kalau saya menyebalkan dan tidak bisa beli barang disini kan?!" bentakku lagi sambil menunjuk wajahnya, konyol alasan yang tidak masuk akal untuk marah-marah, tapi relatif "mana manager kamu?! panggil kesini, karyawannya sudah tidak sopan" bentakku sekali lagi sambil berkacak pinggang.

"saya minta maaf pak, saya sama sekali tidak berfikir begitu" ucapnya makin gugup dan bergetar karena permintaan ku.

"selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu?!" sapa ramah wanita yang baru keluar dari dalam, berjalan menghampiriku. wajah yang sangat ingin kulihat, orang yang berhasil membuatku penasaran sampai membuatku datang ketempat ini, kini tepat berdiri dihadapanku sambil tersenyum manis.

"Lita, manager operational" ucapku mengeja namanya yang ada di name tag nya "jadi kamu managernya?" tantangku sambil pura-pura tidak tahu tentangnya.

"iya pak saya manager disini"

"kamu tahu saya siapa hah?"

"maaf pak, karena kami punya banyak customer, jadi mohon maaf kalau kami sedikit lupa dengan customer lain" jelasnya masih sopan dan tersenyum ramah, hmm ternyata setelah dilihat secara langsung lebih cantik dari fotonya. Kulitnya bersih kuning langsat, bentuk tubuhnya semampai. sayang istri orang sial! karena ingat dia milik orang, membuatku emosi lagi.

"kamu benar-benar tidak mengenal atasan kamu sendiri hah?!" bagaimana bisa karyawan yang lainnya juga tidak kenal saya! saya manager area kalian yang baru" sambungku dengan suara mengintimidasi, kulihat matanya membulat karena kaget, alis matanya mengernyit karena kebingungan.

"aah, maaf pak, saya benar-benar minta maaf, tapi belum ada pemberitahuan tentang bapak dari kantor pusat, jadi saya dan staff yang lain disini tidak mengenali bapak" belanya tidak mau kalah

"harusnya kamu cari tahu tentang orang yang akan menggantikan atasan kamu sebelumnya, sangat tidak sopan, tahu tidak saya ini siapa hah? saya ini Alex Hermey anak pemilik perusahaan ini, bisa-bisanya kamu tidak kenal anak bos kamu sendiri, terlepas saya customer atau manager area kamu sekarang" bentakku lagi, pamer dan sombong, kubuat sikapku seangkuh mungkin, alhasil wajahnya berubah datar tanpa senyum lagi.

"maaf bapak Alex Hermey yang terhormat, bisa kita berdua bicara didalam, sepertinya agak kurang sopan anak pemilik brand ini marah-marah kepada karyawannya didepan umum, itu akan mencoreng citra para karyawan saya yang lain, dan sepertinya akan mencoreng nama baik bos saya" ucapnya tetap sopan, namun kali ini hanya dengan senyum tipis "silahkan pak masuk kedalam" sambungnya sambil mempersilahkan ku masuk dan dia mengikutiku di belakang.

Ketika didalam Lita langsung menuju meja kerjanya, membuka email yang ada dikomputernya, tubuhnya sedikit membungkuk sambil fokus mencari-cari sesuatu dari komputer itu, kupandangi wajah tirusnya dari samping, tangannya mengibas sedikit

rambutnya yang terurai yang sempat menutupi sebagian garis lehernya.
Gerakan sederhana yang menawan.

"maaf bapak Alex, saya benar-benar belum dapat email data perkenalan atasan baru dari kantor pusat, saya minta maaf karena saya tidak mengenali wajah bapak" ucapnya yang kembali berdiri tegak didepanku.

Aku maju satu langkah mendekatinya "hei nona Lita, bukankah sudah sewajarnya kamu kenal laki-laki setampan saya ini, terlebih saya anak bos kamu, harusnya wajah saya familiar untuk mu" bisikku ditelinganya sambil meniup pelan daun telinganya sontak dia kaget dan langsung mendorongku. 

"hei, bapak sangat tidak sopan bersikap begitu" ucapnya kesal sambil memegang telinga kirinya yang terkena hembusan nafas dari bisikanku tadi. Kulihat bulu-bulu halus tangannya yang berdiri bagai tersengat listrik. oh astaga ternyata telinganya sesensitif itu, sampai nafasku saja membuatnya kegelian.

Ku sunggingkan senyum licik kemenanganku.

Matanya memicing memandangku penuh amarah, tapi bibirnya diam terkunci, giginya terkatup dan rahangnya mengeras karena menahan kesal.

"kenapa kesal begitu, saya tidak berbuat apa-apa kok, saya cuma bicara pelan agar lebih sopan" belaku cuek sambil duduk di bangku yang ada didepannya. 

"jadi ada perlu apa bapak Alex datang kemari?" tanyanya berusaha sesopan mungkin menahan kesalnya, namun tetap melepas senyum tipis terpaksanya. 

"saya sedang kunjungan ketoko yang mau saya handle" ucapku dengan nada sengak.

"oh bapak sangat repot-repot berkunjung sebelum masa jabatan bapak dimulai" sindirnya sedikit mengena.

"mau tau kenapa saya mau repot datang kesini?" ucapku bangkit dari bangku, kemudian memposisikan tubuhku semakin mendekat dengannya "karena saya udah gak sabar mau lihat wajah kamu" bisikku satu kali lagi kini ditelinga sebelah kanannya. Kali ini kagetnya tidak mendorong ku, dia memilih mundur menjauh dari ku sambil memegang telinga yang terkena hembus nafas karena bisikanku.

Aku sangat puas dengan pertunjukan gelinya, kesal tapi gugup, bingung harus marah atau tidak, karena aku anak bos besarnya owner dari perusahaan tempatnya bekerja.

"sepertinya saya sangat puas dengan toko ini, dan pelayanan para staff disini, jadi kepentingan saya sudah selesai, kalau begitu... saya pergi dulu" kataku dan langsung berjalan keluar meninggalkannya, tanpa peduli dengan keadaannya sekarang.

Pertunjukan yang menyenagkan, wajah kaget dan marahnya membuatku ingin terus menggodanya.