Sexy Red Lips

Jumat, 08 Agustus 2025

Bab 8: Silat Lidah

 

Jack sangat terkejut dan tak menyangka kalau bibir kakaknya sudah menunggu dirinya saat menoleh. Jadi saat ia menoleh kembali ke kakak iparnya, ia akan langsung berciuman dengan kak Vivi. Mata Jack terbuka dan terbelalak dengan lebar. Berbeda dengan kak Vivi yang memejamkan matanya. Jack pun merasa bahwa yang dilakukannya merupakan hal yang salah, kemudian ia berniat untuk menarik mulutnya. Tapi baru saja ia hendak menjauh, kedua tangan kak Vivi segera mencegahnya dengan memeluk melalui lehernya dan mendekatkan kembali bibir mereka.

Jack pun makin panik karena berarti dugaannya benar bahwa kakaknya sengaja menjebak Jack untuk melihat ke arah lemari es, lalu saat ia menoleh kembali kak Vivi sudah memposisikan diri bibirnya agar pas dengan bibir Jack.

Jack dapat merasakan bibir tipis kakaknya yang selama ini hanya menjadi pemandangan saja. Selain lembut, kaka Vivi juga pandai sekali berciuman. Bahkan tak ragu ia memainkan lidahnya di dalam mulut Jack.

Lama-kelamaan Jack tak kuasa menahan hasratnya dan membalas permainan bibir indah kakak iparnya. Sudah tak terpikirkan lagi di otaknya kalau yang sedang ia cumbu saat ini merupakan istri dari kakak kandungnya sendiri. Birahinya lebih besar dari pada rasionalnya saat ini.

Merasa Jack menanggapi permainan darinya, kak Vivi pun semakin menggila dan mendekap tubuh Jack agar lebih mendekat kepadanya lagi. Hal itu tentu saja membuat Jack semakin terpancing untuk melakukan yang lebih lagi. Dia pun akhirnya memberanikan diri memegang pinggang dari kakak. Terasa sekali ditangannya pinggang ramping milik kakak iparnya tersebut. Pasti ini berkat kak Vivi sering berolah raga ke Gym yang dimana jika ia tak bisa melakukannya, ia akan olahraga dengan matras yoganya di taman belakang.

Tampaknya yang menginginkan lebih saat itu dan juga sudah dibutakan oleh nafsu bukanhanya Jack semata. Terlihat dari tangan kak Vivi yang tadinya memeluk Jack, kini tangan kirinya memegang tangan kanan Jack. Kemudian dengan perlahan tangan itu mengerahkan tangan kanan Jack untuk meremas dadanya.

Kini ditangan kanan Jack terdapat sebuah gundukan daging yang kenyal yang bahkan tidak cukup dijangkau dengan satu telapak tangannya. Jack pun sempat tersentak saat mengetahui tangannya telah menyentuh payudara kaka Vivi. Karena sudah mendapatkan izin untuk bertindak lebih, Jack pun menggerakkan tangan kirinya juga untuk menyasar dada kak Vivi yang satunya lagi.

Kini kedua tangannya bermain dengan bebas di payudara kak Vivi yang sangat terasa kekenyalannya karena memang kak Vivi sedang tidak memakai bra. Meskipun Jack tidak menyentuhnya secara langsung karena kak Vivi masih mengenakan gaun tidurnya, tapi Jack dapat merasakan kalau gunung kembar kakaknya itu sangat lembut sekali. Dan lagi ketika Jack bermain-main dengan payudara kakak iparnya, seringkali ia menyenggol puting kak Vivi. Saat Jack yang tanpa sengaja melakukan hal itu, kak Vivi pasti melenguh dengan bibir yang masih menyatu dengan Jack.

Seolah tak mau kalah dengan permainan adik iparnya, kak Vivi pun mengelus- eluis paha Jack yang kemudian menjalar ke bagian selangkangan Jack. Ia sedikit tersentak karena saat ia meraba kemaluan Jack, tangannya memegang sebuah benda keras yang berukuran besar. Ia pun memastikan kembali dengan memegangnya lagi. Ternyata benar yang ia pegang tadi merupakan alat vital Jack. Karena saat Kak Vivi mencoba meremasnya, Jack merespon dengan mendesah pelan karena keenakan. Dan bisa dia pastikan bahwa punya Jack lebih besar dan tebal daripada milik suaminya.

Melihat respon Jack yang seperti keenakan tersebut, membuat kak Vivi semakin bersemangat. Dari luar celananya ia menggosok-gosok selangkangan Jack. Hal itu tentu saja membuat Jack sangat keenakan dan juga semakin terangsang. Jack pun membalas, kali dari luar gaun tidurnya kali ini ia sengaja memutar-mutar puting kak Vivi yang dimana membuat tubuh kak Vivi menegak karena semakin terangsang.

Karena itu bibir kak Vivi pun terlepas dari bibir Jack. Tapi seolah tak ingin kehilangan kesempatan dan melewatkan moment tersebut, Jack pun kembali mengarahkan kedua tangannya ke pinggang kak Vivi. Dengan mudah Jack pun mengangkat tubuh kak Vivi dan meletakkannya di pangkuannya tepat menghadap dirinya.

Dengan posisi tersebut, kak Vivi menjadi sedikit lebih tinggi dari Jack. Sadar bahwa posisinya mendukung, kak Vivi melanjutkan melumat bibir Jack yang kali ini tidak secara perlahan seperti tadi, tapi sudah lebih bernafsu dan lebih sering menggunakan lidahnya.

Di posisi sekarang, Jack pun masih memiliki ruang yang cukup leluasa untuk memainkan kedua payudara kak Vivi. Dia pun semakin berani dan lebih memfokuskan diri memainkan puting kak Vivi yang dirasa Jack sudah semakin mengeras.

Kak Vivi juga dapat merasakan bahwa kemaluan Jack saat ini berada tepat di selangkangannya walaupun masih terhalang pakaian yang mereka pakai masing-masing. Tapi karena ukuran punya Jack yang sangat besar, membuat gairah kak Vivi semakin tak tertahankan lagi. Ia pun lalu menggesek-gesekkan kemaluanya pada barang pribadi milik Jakc tersebut. Saat gesekan pertama, kak Vivi dapat merasakan tubuhnya berekasi aneh tapi sangat menyenangkan serta membuat bulu kuduknya berdiri. Tanpa ragu ia pun melanjutkan bergerak maju mundur di atas kemaluan adik iparnya itu.

Jack tentu saja sadar apa yang sedang dilakukan oleh kaka iparnya tersebut. Tapi karena ia juga menyukainya, Jack pun tak kuasa melarang kak Vivi untuk melakukan lebih dan lebih.

Bahkan kini tangan Jack sudah berada di bokong kak Vivi dan membantunya untuk bergerak lebih cepat. Karena semakin terangsang, permainan bibir mereka pun semakin liar dan semakin basah saja.

Tapi lama-kelamaan Jack pun merasa semakin menggila dan semakin tak bisa mengontrol dirinya lagi. Ia pun merogoh ke arah bagian depan celananya dengan maksud mengeluarkan alat kelaminnya untuk dimasukkan ke milik kak Vivi karena ia sudah tahu kak Vivi tak memakai apapun dibawah sana. Tapi saat Jack tengah melakukan hal itu. Kak Vivi membelalakkan mata serta seketika berhenti dan melepaskan bibirnya dari bibir Jack. Ia pun segera turun dari pangkuan Jack dan duduk di sampingnya sambil melihat ke arah TV.

"Ke..kenapa, kak? tanya Jack kebingungan dan terlihat sangat bodoh.

"Dengar! Musik kamar kerja kakakmu sudah berhenti." ucapnya dengan berbisik dan kak Vivi pun meraih remote TV dan segera menyalakannya.

Jack memasang pendengarannya tajam-tajam dan memang ia tak mendengar musik dari ruang kerja kak Brian. Artinya kakaknya itu akan segera keluar dan turun.

"Kamu baru pulang joging, Jack?" ucap kak Vivi sedikit lebih keras dan menepuk- nepuk paha Jack agar ia segera berdiri dan mengikuti sandiwara kakak iparnya itu.

Jack pun segera berdiri dibarengi suara pintu terbuka dari lantai atas.

"Iy..iya kak, aku naik dulu ya, kak." Jack pun mulai berakting dan berjalan menuju tangga.

Di tangga ketika hendak naik, ia berpapasan dengan kakaknya yang membuat ia harus memiringkan badan agar bisa lewat. Begitu juga kak Brian.

"Oh iya, Jack." panggil kak Brian setelah melewati Jack.

"Iy..iya kak. Kami nggak sengaja kok kak," sahut Jack dengan cepat tanpa berpikir jernih.

"Nggak sengaja? Apa yang kamu bicarakan?" tanya kakaknya yang malah jadi bingung.

"Eee..enggak...maksud ku.." Jack menjadi salah tingkah.

"Kakak mau tanya apa kamu sudah cabut pendaftaran kamu di kegiatan pecinta alam itu? tanya kakaknya yang tidak mengerti dengan sikap Jack.

"Ohh...itu. Belum kak. Tadi basecamp nya kosong. Besok deh aku coba kesana lagi. Aku mau siap-siap dulu ya kak." Jack pun bergegas berlari menuju kamarnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar